KHUTBAH JUM’AT : MENYEGARKAN KEMBALI MAKNA KEMERDEKAAN
KHUTBAH JUM’AT
MENYEGARKAN KEMBALI MAKNA KEMERDEKAAN
Ed. : ANIS PURWANTO
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Istiqomah dalam syukur atas nikmat Allah adalah ciri pribadi muttaqin. Pandai bersyukur akan melahirkan optimisme hidup, sehingga semangat untuk terus mengembangkan diri secara positif akan terus terpelihara dan pada gilirannya kesalehan hidup secara vertikal maupun horisontal, hamlum minallah wa hablum minannas akan senantiasa terjaga. Inilah sebenarnya hakekat taqwa , sebagaimana dimaksud oleh Al-Qur’an Surat Al Hujarat : 13 , yang insya Allah akan dianugrahi tempat tertinggi di sisi Nya.
إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ ۬
“Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa”.
Kaum Muslimin Rakhimakumullah.
Hari ini Jum’at tanggal 13 Agustus 2021. Saudara. Beberapa hari lagi kita akan memperingat HUT Kemerdekaan RI yang ke 76 tahun 2021.
Saudara, kemerdekaan adalah merupakan nikmat agung yang dianugerahkan oleh Allah kepada hamba-Nya, oleh karena itu mensyukurinya merupakan sebuah keniscayaan yang harus menjadi budaya kita sebagai seorang muslim. Kita diingatkan apa yang dikatakan Musa kepada kaumnya:
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَـٰقَوۡمِ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَعَلَ فِيكُمۡ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكً۬ا وَءَاتَٮٰكُم مَّا لَمۡ يُؤۡتِ أَحَدً۬ا مِّنَ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya : “Hai kaumku, ingatlah ni’mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain”. (QS.Al Maidah :20).
Tentu ada banyak hal yang harus menjadi bahan perenungan di usia 76 tahun kemerdekaan bangsa kita. Apalagi disaaat peringatan HUT tahun ini kita masih dalam situasi pandemic covid-19. Karenyanya , di dalam menghadapi virus ini, berbagai ikhtiar sudah kita lakukan ,bahkan.dengan terus menerus telah dilakukan sosialisasi 5 M dan 1 D, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Sedang ihtiar langit kita lakukan dengan doa, yakni upaya peningkatan IMAN dan TAQWA kepada Allah SWT.
Kaum Muslimin Rakhimakumullah.
Dalam konsep ajaran Islam, kita akan mendapati bahwa esensi kemerdekaan dalam misinya. Meski agama ini lahir pada sebuah tatanan sosial bangsa Arab waktu itu, yang sama sekali tidak menghormati asas-asas kemerdekaan. Perbudakan yang meraja lela, pembunuhan dan pembelengguhan hak azasi kaum perempuan, pelecehan satu golongan terhadap golongan lain, merupakan sebagian contoh bagaimana bobroknya tatanan sosial yang terjadi saat itu.
Dalam pranata sosial yang demikian, islam lahir membawa kemerdekaan dan keteduhan ajaran, Islam mampu menghadirkan pranata yang menyejukkan. Ditambah kemampuan sang pembawa kebenaran, yakni Rasulullah SAW dalam menampilkan diri sebagai uswatun khasanah, jadilah Islam sebagai sebuah kekuatan maha dahsyat yang mampu mengubah tatanan jahiliyah menjadi pencerahan di semenanjung Arab hanya dalam waktu 23 tahun.
Contoh kongkrit dukungan Islam terhadap nilai-nilai kemerdekaan tidak hanya terbatas konsep saja, tetapi juga menjadi tatanan praktis, misalnya anjuran Rasulullah SAW kepada para sahabatnya untuk memerdekakan hamba sahaya, seperti yang sering dilakukan oleh Abu Bakar dan Ustman bin Affan, serta pemberlakuan hukuman memerdekakan budak bagi pelaku pelanggaran syar’I tertentu. Dan ajaran-ajaran lain tentang tasyawur (musyawarah), ta’awun (saling tolong menolong antar sesama), ta’aruf (persahabatan) antar sesama baik sebagai pribadi maupun antar suatu bangsa merupakan contoh praktis lain yang tak terbantahkan dari ajaran agama Islam.
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan kamu, sehingga dengan karunianya kamu menjadi bersaudara”. (QS. Ali Imran :103).
Karenanya, konsep masyarakat madani adalah solusi dari segala persoalan negeri, bukan berarti bangsa ini belum melakukan, tetapi konsep masyarakat madani hanya lebih banyak dibahas dan dikemukakan sebagai topik politik, ataupun isu politik, sehingga secara jelas lebih menampakkan sebagai wacana dan belum sampai pada realitas.
Kaum Muslimin Rakhimakumullah.
Perjuangan mengisi kemerdekaan yang ke 76 ini adalah menciptakan kemerdekaan yang hakiki bagi bangsa ini. Kedaulatan ekonomi yang masih terbelenggu oleh sestem kapitalis harus segera dibebaskan, diganti dengan sistem kerakyatan. Sekalipun merubah sistem yang mengutamakan pertumbuhan menjadi sistem yang menomersatukan kesejahteraan dan keadilan rakyat itu tidak mudah, tetapi setidak-tidaknya pemerintah dan semua intitusi yang memlilki wewenang dan kekuasaan berpihak kepada rakyat.
Sehingga Hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI ke 76 ini adalah momentum penting untuk dilakukan perubahan. Tanpa ada perubahan, bangsa ini akan mati, dan perubahan terus menerus menuju perbaikan adalah suatu keniscayaan. Dengan tetap mengembalikan cita-cita bangsa, pada tempat tertinggi, jauh diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayahNya atas setiap usaha kita meraih cita-cita kemerdekaan bangsa, menuju negeri adil makmur , “baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur” amin ya rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Komentar
Posting Komentar