NASKAH KHUTBAH JUM’AT : MUHASABAH DIRI AKHIR TAHUN

 

NASKAH KHUTBAH JUM,AT

MUHASABAH DIRI AKHIR TAHUN

oleh : ANIS PURWANTO

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.

Sejenak marilah kita menghubungkan segenap jiwa dan raga kita dengan Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada kita. Sebagai wujud rasa syukur itu marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar kehidupan kita mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Shalawat dan salam senantisa kita aturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.

Alhamdulillah , hari ini kita telah berada di penghujung tahun 2022, dan insya Allah 1 hari lagi memasuki Tahun Baru 2023. Tentu , panjang  jalan telah kita lalui, banyak pengalaman yang kita alami, suka dan duka telah kita jalani. Kini, perjalanan kehidupan panjang terbentang didepan. Banyak harapan kita gantungkan, setinggi langit cita akan kita raih. Tapi, apapun harapan dan cita yang akan kita raih nanti, dalam situasi memasuki tahun baru seperti sekarang ini, yang kita harapkan adalah adanya perubahan kearah kebaikan dan keutamaan. Paling tidak peristiwa pergantian tahun baru dapat  kita jadikan  sarana untuk evaluasi dan instrospeksi.

Oleh karena itu, muhasabah diri adalah sangat penting, yakni menghitung  kembali amal yang sudah kita lakukan selama satu tahun,  sebagai bekal memasuki tahun baru. Iman dan taqwa kita bertambah atau berkurang, kesadaran dan semangat beribadah kita meningkat atau melemah, banyak baiknya apa salahnya. Karenanya, menghitung-hitung amal ini sangat besar manfaatnya, terutama bagi kita yang mempunyai niat adanya peningkatan  disegala bidang, baik urusan dunia apalagi dalam urusan keakhiratan.

Sebagaimana termaktub di dalam Surat Al Hasyr ayat 18 :

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr:18). 

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.

 

Hasil dari perhitungan itulah yang akan kita jadikan modal utama di dalam melangkah ke depan. Sebab, meski sedikit kita yakin bahwa kita telah berbuat kebaikan dan itu pasti ada manfaatnya bagi hidup dan kehidupan kita. Semua itu mesti kita syukuri

Inilah mengapa kita melakukan evaluasi dan instrospeksi kepada apa yang telah kita lakukan.  Tentu,  evaluasi tersebut kita tujukan kepada diri kita sendiri. Artinya, amal usaha kita yang lalu itu kita evaluasi terus sepanjang masa, agar supaya amal usaha kita diwaktu-waktu yang akan datang menjadi lebih baik dan lebih sempurna dibandingkan amal usaha diwaktu yang lalu. Sebab kita hanya berkewajiban berusaha dan berdoa, perkara berhasil atau belum, amal kita diterima oleh Allah apa ditolak, itu adalah hak Allah.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.

Memang, perjalanan hidup ini teramat panjang. Kadang kita membutuhkan jeda untuk sekadar memastikan apakah ada yang perlu diperbaiki, diluruskan atau bahkan diubah total. Inilah jalan orang-orang cerdas, karena ia tidak mudah terbawa arus dunia yang menipu. Di saat orang lain sibuk berhias diri dengan warna dunia, justru ia tengah khusyuk mempersiapkan akhiratnya

Dalam muhasabah, jika menemukan kesalahan dan kemaksiatan dalam tapak-tapak perjalanan,  maka jalan yang terbaik adalah kembali pada Allah dalam pertaubatan. Melepaskan beban-beban dosa yang akan menghambat perjalanan kita menuju kualitas diri yang lebih baik. 

Taubat adalah cara kembali pada keaslian kita sebagai makhluk pilihan. Sejatinya manusia memang telah Allah muliakan sedemikian rupa.

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلاً۬

Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, Kami angkat mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak mahkluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan  yang sempurna." (Q.S. Al-Isra`: 70).

 Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.

Bermuhasabah tidak akan ada artinya jika tidak mampu mengantarkan pada tahap yang lebih baik. “Maka, ikutilah setelah keburukan dengan kebaikan,” sabda Rasul, “maka kebaikan itu akan menghapuskan keburukan.” Karenanya, yang terpenting setelah hadirnya kesadaran adalah menata diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam semua sisinya. Dimulai dengan merencanakan program peningkatan diri. Lalu melaksanakannya dengan penuh kesungguhan dan diakhiri dengan evaluasi; apakah ada peningkatan kualitas diri kita, stagnan atau bahkan menurun.  Eksistensi diri adalah tentang iman dan kesejatian diri. Iman harus terus ditingkatkan agar menjadi energi yang menggerakkan semua potensi baik yang ada dalam diri.

Pada akhirnya kita harus membiarkan diri kita bergerak dari satu kebaikan menuju kebaikan yang lebih tinggi. Tidak berpuas diri dengan amal yang mungkin tidak seberapa. Karena tidak ada jalan lain untuk dihargai Allah kecuali dengan terus menerus meningkatkan kualitas diri.

Dan yang tak kalah penting adalah senantiasa menghidupkan kesadaran untuk memperbarui diri di setiap detik bergulirnya waktu. Agar waktu yang terus berjalan ini mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang dikasihi Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH IDUL ADHA BAHASA JAWA 1445 H / 2024 M

KHUTBAH IDUL FITRI BAHASA JAWA 1445 H/2024M

KHUTBAH JUM’AT MENYAMBUT TANGGAL 1 MUHARAM 1447 H : HIJRIYAH UNTUK KITA SEMUA