KHUTBAH JUM’AT : SEMANGAT HIJRIYAH DI TENGAH PENDEMI COVID 19

 

 

 

 

 

KHUTBAH JUM’AT

SEMANGAT HIJRIYAH DI TENGAH PENDEMI COVID 19

oleh : ANIS PURWANTO

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jum’ah rokhimakumullah.

Segala puji atas limpahan karunia Allah yang tak pernah habis-habisnya kita rasakan dan nikmati. Karenanya marilah kita sampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT , dan senantiasa memperbaiki  hubungan kita dengan Allah SWT dengan meningkatkan kualitas iman dan taqwa, menjadikan setiap gerak dan langkah kita mencari keridhoaan Allah semata.  Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Isya Alloh , empat hari lagi kita akan memasuki Tahun Baru Hijriyah ke 1443. Panjang  jalan yang kita lalui, banyak pengalaman yang sudah kita alami, suka dan duka telah kita jalani. Kini, perjalanan kehidupan panjang terbentang didepan. Banyak harapan kita gantungkan, setinggi langit cita akan kita raih. Tapi, apapun harapan dan cita yang akan kita raih nanti, dalam situasi memasuki tahun baru seperti sekarang ini, yang kita harapkan adalah adanya perubahan kearah kebaikan dan keutamaan. Paling tidak peristiwa pergantian tahun baru dapat  kita jadikan  sarana untuk evaluasi dan instrospeksi.  Sebab,  peristiwa hijriyah ini mengandung banyak nilai yang perlu kita kenang dan kita kembangkan dalam rangka pembinaan diri dan pembangunan umat, sekarang dan yang akan datang.  Hijrah adalah senyawa iman dan kesungguhan :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِہِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِ‌ۚ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَآٮِٕزُونَ

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”. (QS At Taubah:20).

Ma’asyiral Muslimin rokhimakumullah.

            Iman, hijrah dan jihad adalah rumus sukses untuk meraih tujuan.  Kini, peristiwa hijrah yang didalamnya tersimpan suatu sejarah atau sunatullah, agar membuka tutup mata kita untuk senantiasa mengambil hikmah, meneladani dan mentransformasikan nilai-nilai dan ajaran Rasulullah SAW dalam konteks kekinian.

         Islam mengajarkan kepada kita prinsip hijrah yang pada dasarnya bertujuan untuk kebaikan dunia dan akhirat , yakni hijrah yang terkait dengan situasi, kondisi dan keadaan, seperti hijrah dari situasi jahiliyah yang mendominasi system dan gaya hidup dimana kemungkaran dan kemaksiatan yang  merajalela,             Sehingga Hijrah adalah solusi dari berbagai kondisi pahit. Hijrah adalah jalan kemerdekaan dari belenggu dan penjajah system jahili. Karena hijrah adalah system nilai yang datang dari Allah, maka hijrah tersebut akan bernilai di mata Allah dan menghasilkan berbagai manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

Hal ini sebagaimana  di tegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 218 :

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَـٰهَدُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ‌ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalah Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Ma’asyiral Muslimin rokhimakumullah.

            Dalam menyongsong Tahun baru hijrah saat ini, nampaknya kita masih dalam situasi pandemic covid-19. Karenanya , di dalam menghadapi virus ini, berbagai  ikhtiar sudah kita lakukan seperti melakukan standar yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan langkah-langkah preventif-efektif, dengan terus menerus telah dilakukan sosialisasi 5 M dan 1 D, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.  Sedang ihtiar langit dengan doa, yakni upaya peningkatan IMAN  dan TAQWA  kepada Allah SWT. 

Yang pasti saudara, sebagai renungan bagi kita,  melalui wabah virus corona, kita diingatkan akan dosa, maksiat, dan kemungkaran yang mungkin telah kita lakukan. Tentu dosa dan maksiat itulah yang mengundang azab Allah kepada kita semua. Sebab virus corona senyatanya sebagai musibah dan peringatan Allah SWT kepada kita sekalian .

Sebagaimana disebutkan didalam Al Qur’an  Surat Al-Hadid ayat 22 lan 23 :

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِى ڪِتَـٰبٍ۬ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآ‌ۚ إِنَّ ذَٲلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ۬ (٢٢) لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَٮٰڪُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ۬ فَخُورٍ

“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semua telah tertulis dalam Kitab (Lauh mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (22). Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak perlu terlalu gembira terhadap ada yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri”.(23).

Karenanya saudara, adanya musibah ini seharusnya menjadi bahan instrospeksi dan mukhasabah  bagi kita bersama. Sebab pada umumnya musibah selain sebagai ujian, juga merupakan  peringatan dari Allah SWT. Sebagai ujian kita kuatkan dengan kesabaran. Namung yang tidak kalah penting, dengan berbagai fakta di lapangan kita perlu introspeksi bahwa ada peringatan dalam berbagai musibah ini.

            Sebagaimana Firman Allah SWT yang termaktub di dalam QS Ar Rum ayat 41 :

 

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

 

Bahkan untuk menekan laju penularan covid-19 yang samakin tinggi, pemerintah telah menerapkan upaya-upaya yang berkelanjutan. Seperti di saat ini tengah di terapkan PPKM level 4 sampai tanggal 9 Agustus 2021, yang merupakan kelanjutan dari PPKM Darurat. setidak-tidaknya untuk kawasan Jawa-Bali. Dan tentu saja  secara bertahab akan terus diadakan evaluasi. Dan ini tentu menjadi PR kita seluruh rakyat Indonesia. Dan semestinya apabila kita semua disiplin menjaga diri serta perpartisipasi ahtip dalam memutus rantai penyebaran covid 19 ini, insya Allah pandemic akan segera selesai.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.

Karenanya, nilai hijrah tetap relevan bagi umat Islam, sampai kapanpun dan dimanapun, serta dalam situasi yang bagaimanapun. Karena, yang kemudian menjadi pemikiran kita adalah bagaimana kita tetep dapat melanjutkan hidup dan  kehidupan kita di tengah masih adanya pandemic covid-19.  Sebagaimana yang telah di gambarkan oleh Alloh SWT di dalam Surah An Nisa’ ayat 100 :

وَمَن يُہَاجِرۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُرَٲغَمً۬ا كَثِيرً۬ا وَسَعَةً۬‌ۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُ ۥ عَلَى ٱللَّهِ‌ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا

 

“Dan barang siapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rizki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudia kematian menimpanya , maka sungguhpahalanya telah ditetapkan disisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”.

           Sebagai penutup khutbah ini, kita berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan lahir dan batin, serta melindungi kita semua dari segala marabahaya dan penyakit. Semoga Allah menjauhkan kita dari virus corona atau virus apapun, termasuk virus angkuh yang menutup diri kita untuk senantiasa ikhtiar secara fisik dan spiritual, serta bertawakal kepada Allah SWT. Mohon keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Amin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH IDUL ADHA BAHASA JAWA 1445 H / 2024 M

KHUTBAH IDUL FITRI BAHASA JAWA 1445 H/2024M

KHUTBAH JUM’AT MENYAMBUT TANGGAL 1 MUHARAM 1447 H : HIJRIYAH UNTUK KITA SEMUA