KEMBALI KEPADA RAMADHAN KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN
NASKAH KHUTBAH JUM’AT NUZULUL QUR’AN
KEMBALI KEPADA RAMADHAN KEMBALI KEPADA AL-QUR’AN
Oleh : ANIS PURWANTO
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا.أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصَحابهِ اْلأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَي عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. أَمَّا بَعْدُ.
Ma’asyiralMusliminjamaahjum’ahrokhimakumullah.
Marilah kita panjatkankan puja puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita sekalian , sehingga sampai saat ini pengakuan kita senantiasa menggerakkakan hati kita untuk selalu mengakui kebenaran yang datang dari Allah SWT. Alhamdulillah, kita sudah sampai tanggal 18 Ramadhan, yang berarti sudah 18 hari, hari ini kita menjalankan ibadah puasa .kita mohon kepada Allah SWT, semoga puasa kita diterim aoleh Allah SWT. Sholawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Hati nurani merupakan saksi terjujur atas setiap tindak langkah yang telah kita berbuat . Oleh karenanya , jika kita ingin menilai seberapa besar tingkat keshalihan kita , maka hati nuranilah tempat terbaik untuk bertanya . Apa yang menjadi jawabannya , hendaknya menjadi titik tolak langkah kita kedepan . Jika jawabannya sudah baik , musti kita pertahankan dan kita tingkatkan , tetapi jika jawabannya sebaliknya , marilah kita segera bertaubat dan lekas-lekas memperbaiki kesalahan.
Bulan Ramadhan , dimana Allah SWT telah menjadikan bulan ini sebagai wahana pendekatan diri kepadaNya , merupakan waktu terbaik untuk kita menata ulang ketaatan kita kepada Allah SWT, sebab pada bulan ini setiap sudut kehidupan kita mendukung upaya perbaiakan diri. Betapa tidak, anak istri kita , kawan sejawa tkita, tetangga kita, dan bahkan hamper seluruh masyarakat disekitar kita ikut bahu membahu membantu dengan menemani puasa kita, tadarus kita, tarawih dan I’tikaf kita, hingga hampir-hampir tidak ada sejengkal pun kesempatan bagi iblis untuk menggoda dan menyelewengkan niat dan konsentrasi kita dalam menghamba kepada Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Salah satu peristiwa besar yang tejadi di bulan Ramadhan adalah turunnya wahyu Al-Qur’an untuk pertamakalinya. Peristiwa ini yang kemudian diabadikan di dalam peristiwa Nuzulul Qur’an. Sebagaimana termaktup didalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarahayat 185 :
شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَہِدَ مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ
“Bulan Ramadhan, adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa diantara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah”.
Dengan mencermati peristiwa Nuzulul Qur’an sebagaimana ayat di atas saudara, maka perkenankan pada kesempatan Jum’at di 10 hari kedua di bulan Ramadhan yang penuh maghfirohini, kita sampaikan secara singka ttiga fungsi diturunkannya Al-Qur’an di muka bumi ini :
Pertama, adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia. Fungsi ini tidak terlepas dari hakekat ditetapkannya manusia sebagai kalifah di muka bumi. Al-qur’an merupakan kitab suci yang berisi seperangkat aturan tentang bagaimana hidup ini dijalani. Ia adalah navigator, yang akan memberi arah kemana kapal kehidupan ini harus kita dibawa. Oleh karenanya, setiap bentuk penyelewengan , pembelotan, pengingkaran terhadap arah yang telah ditentukan Allah, maka dengan Al-quran ini ia akan dikembalikan dijalan Allah.
يَهۡدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٲنَهُ ۥ سُبُلَ ٱلسَّلَـٰمِ وَيُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِهِۦ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya kejalan keselamatan, dan Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizing-Nya, dan menunjuki mereka kejalan yang lurus”. (QS. Al-Maidah:16).
Kemudian semua tergantung kepada kita, apakah kita akan terus menjaga cahaya itu dengan ketaatan ta’abudiyah dan muamalah kita, atau sebaliknya kita biarkan cahaya itu diambil kembali oleh Allah, karena kebengalan kita terhadap syariatNya.
Fungs ikedua dari Al-Qur’an adalah sebagai penjelas bagipetunjuk yang telah diberikan Allah sebelumnya. Fungsi ini menjadi amat penting, sebab sebagaimana kita fahami bersama, bahwa kitab-kitab samawi sebelum Al-Qur’an ,sama-sama membawa kebenaran risalah Allah. Namun dalam perjalanan selanjutnya, kitab-kitab tersebut mengalami perubahan-perubahan dengan penambahan, pengurangan dan penyembunyian isi kandungannya. Hal ini dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidahayat 48 :
وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ وَمُهَيۡمِنًا عَلَيۡهِۖ
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya”.
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Fungsi ketiga dari Al-Qur’an adalah sebagai bembeda, yaitu pembed aantara hal yang haq dan yang batil, antara kebenaran dan kebatilan, dan antara mana yang boleh kita lakukan dan mana hal yang dilarang. Al-qur’an adalah tempat kita bertanya tentang hakekat amal kita, jika sejalan dengannya kita sedang berada dijalan yang lurus, tetapi jika kita berlawanan arah dengannya, maka kita sedang berada dalam kegelapan yang nyata.
Berbagai ketimpangan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari kealpaan kita akan cahaya Al-Qur’an. Tuntunan yang demikian sempurna dari sang Maha Pencipta seringkali terlupakan karena akal batin kita terkonsentrasi penuh pada tujuan-tujuan duniawiyah. Akibatnya segala cara dihalalkan untuk meraih tujuan ini. Kita tak segan-segan mengorbankan kawan-kawan dan saudara-saudaranya demi meraih ambisi pribadi. Kita menjadi manusia-manusia kanibal pemakan daging saudara kita sesame manusia. Menghadapi kondisi semacam ini Allah telah memberi jalan kepada kita, dengan pertanyaan sekaligus jawaban nan indah dalam al-Qur’an :
أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬
“Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudahmati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujurat:12).
Ma’asyiral Muslimin jamaah jum’ah rokhimakumullah.
Puasa Ramadhan yang kita laksanakan saat ini tentu merupakan opsi atau pilihan terbaik bagi kita untuk melatih diri menjadi insane-insan taqwa yang merupakan solusi atas berbagai problema bangsa ini. Artinya, berbagai ketimpangan social akibat kekeliruan kita menafsiri arti sebuah masa depan hanya bisa kita obati dengan membumikan kebajikan. Oleh sebab itu mumpung waktu masih tersisa untuk kita, mari kita manfaatkan untuk melakukan sebesar-besar ketaatan kepada Allah SWT. Insya Allah dengan kembali kepada Ramadhan, kembali kepada Al-Qur’an merupakan kemuliaan hidup yang sebenarnya, kemuliaan yang selalu dan senantiasa kita cita-citakan akan dapat kita raih, amin ya rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Komentar
Posting Komentar