SIFAT KELUH KESAH DAN KIKIR

 

SIFAT KELUH KESAH DAN KIKIR

( GAWAN BAYI )

Catatan : Anis Purwanto

 

إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعً۬ا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ ٱلۡخَيۡرُ مَنُوعًا (٢١) إِلَّا ٱلۡمُصَلِّينَ (٢٢) ٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِہِمۡ دَآٮِٕمُونَ (٢٣)

 “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan di berkeluh kesah.  Dan apabila mendapat kebaikan (Harta) dia jadi kikir. Kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat. Mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya.” QS.Al Ma’rij : 19-23)

Menurut penjelasan Ibnu Katsir, Allah berfirman seraya mengabarkan tentang manusia dan akhlak tercela yang diciptakan padanya.“sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah.” Kemudian Allah menafsirkannya melalui ayat yang berbunyi, “Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah.” Yakni ketika dia ditimpa sesuatu yang menyusahkan, maka dia akan mengeluh dan gusar. Hatinya seolah-olah menjadi hancur karena rasa takut yang mencekam, dan berputus asa untuk mendapatkan kebaikan setelahnya. “Dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat kikir.” Maksudnya, ketika ia mendapat kenikmatan dari Allah, maka dia sangat kikir untuk memberikannya kepada orang dan tidak menunaikan hak Allah pada kenikmatan tersebut. Kemudian Allah berfirman, “Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,” yakni manusia dengan beberapa sifat tercela yang ada pada dirinya, kecuali orang-orang yang dilindungi oleh Allah, yaitu diberi taufik dan hidayah oleh-Nya menuju kebaikan dan juga kemudah an untukmendapatkannya, maka sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. “Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah mereka yang selalu menjaga waktu-waktu dan kewajiban-kewajibannya.

 Ada juga yang mengatakan bahwa maksud terus menerus dalam ayat ini adalah tenang dan khusyu’. Hadits shahih dari ‘Aisyah, dari Rasulullah bahawasanya beliau bersabda,  “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (dilakukan) meskipun sedikit.”

Jadi kesimpulan yang dapat di ambil menurut penjelasan Ibnu Katsir keluh kesah merupakan sifat manusia yang diciptakan oleh Allah dan sifat tersebut juga merupakan akhlak tercela yang tidak harus dimiliki oleh seseorang manusia. Menurut Ibnu Katsir juga, sifat ini terjadi akibat  seorang manusia itu ditimpa sesuatu yang menyusahkan manusia maka manusia akan mengeluh dan gusar hatinya seolah-olah menjadi hancur karena takut yang mencekam sehingga bisa berputus asa sebelum mendapat kebaikanyang diinginkan. Adapun penanganan bagi sifat keluh kesah adalah dengan melalui shalat. Shalat yang dimaksudkan adalah shalat yang dilakukan secara terus menerus atau bisa dikatakan juga konsisten tidak meninggalkannya walau sekali serta memantapkan lagi shalat secara sempurna dengan penuh kekhusyu’an, karena dengan shalat yang khusyu’ dapat memperbaiki akhlak atau kepribadian yang buruk menjadi yang lebih baik. Tetapi dengan shalat seseorang itu akan dilindungi oleh Allah dari sifat tercela ini.

Ibadah shalat bukan hanya sebatas perbuatan tetapi juga pengakuan di dalam hati. Shalat harus dilaksanakan dengan penuh kekhusyu’an agar dapat mengatasi atau merawat sifat keluh kesah. Shalat yang dimaksudkan adalah shalat secara terus menerus yang daa-imun dan yuhafizun. Daaimun adalah shalat yang menyangkut pelaksanaan shalat secara teratur masing-masing pada waktunya dan tidak meninggalkannya,

sedangkan yuhafizun adalah pelaksanaannya secara sempurna dengan memelihara rukun, syarat dan sunnah-sunnahnya, sambil berupaya sekuat kemampuan untuk menyingkirkan rayuan dan godaan yang mengurangi rasa khusyuk kepada Allah.

ٱلَّذِينَ هُمۡ فِى صَلَاتِہِمۡ خَـٰشِعُونَ (٢)

“yaitu orang yang khusuk dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun :2)

 

Hanya orang yang melakukan shalat serta memelihara shalat dengan sempurna saja dapat menyembuhkan dirinya daripada keluh kesah dan gelisah itu

وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَوَٲتِہِمۡ يُحَافِظُونَ (٩)

“serta orang yang memelihara shalatnya” (QS. Al-Mukminun :9)

 

Kunci pokok nya Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 97 :

 مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ

“Barang siapan yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH IDUL ADHA BAHASA JAWA 1445 H / 2024 M

KHUTBAH IDUL FITRI BAHASA JAWA 1445 H/2024M

KHUTBAH JUM’AT MENYAMBUT TANGGAL 1 MUHARAM 1447 H : HIJRIYAH UNTUK KITA SEMUA